Pak Harto kawin lagi...wakakka...(Jokes)
PAK HARTO MAU KAWIN LAGI.
Beberapa tahun yang lalu beredar rumor bahwa mantan orang no.1 Indonesia, Pak Harto, akan menikah kembali setelah mangkatnya the first lady Bu Tien.
Adapun berikut adalah kisahnya. Ketika Bu Tien meninggal, sebenarnya ada yang kejadian yang janggal. Ketika itu seluruh TV menyiarkan keluarga besar Pak Harto melewati kolong peti jenazah Bu Tien, tetapi Pak Harto sendiri tidak pernah diperlihatkan melewatinya. Tahukah Anda bahwa Pak Harto tidak pernah melewati kolong peti Bu Tien, sebab Pak Harto memerintahkan para abdinya untuk menaruh peti itu di bawah,
kemudian dengan leluasa ia pun melangkahinya. Tentu saja semua itu tidak diperlihatkan di layar TV karena nanti apa kata dunia?
Singkat cerita setelah kejadian itu ributlah keluarga Pak Harto, semua kasak-kusuk kenapa Pak Harto begitu lancang berbuat demikian. Maka setelah 40 hari Bu Tin, kemudian Tutut, putri pertama mereka, memberanikan diri menanyakan tentang peristiwa itu, "Kanjeng Bapak koq tega, bisa berbuat demikian terhadap swargi (almarhumah) kanjeng Ibu?", demikian tanya Tutut dengan rasa masygul yang ditahan. Kemudian dengan tenang Pak Harto pun menjawab, "Nduk..., saya ini hanya memenuhi pesan daripada ibumu. Jadi... kiranya kamu tidak usah bingung dengan tindakan saya yang demikian." tukas Pak Harto.
"Memangnya kalau saya boleh tahu, swargi kanjeng ibu berpesan apa kepada kanjeng bapak?" tanya Tutut setengah terperanjat. "Aku pernah bertanya kepada ibumu apa saya boleh kawin lagi, lalu ia menjawab, boleh saja tapi langkahi dulu mayatku. Lewat jawaban itulah maka aku pun melakuken daripada apa yang dikatakannya. "
Lalu Tutut pun kemudian bertanya lagi dengan terheran-heran, "memangnya benar kanjeng bapak akan menikah lagi?" Pak Harto dengan suara yang kebapakan menjawab, " Itu benar Nduk..., rencananya saya akan mencari gadis 18 atau 20-an nyang masih perawan agar lebih lengkap arti hidup ini."
"Ah, saya tidak setuju kanjeng bapak kawin lagi, apalagi dengan yang seumur dengan cucu sendiri, ah ora ilok, pokoknya saya tidak setuju." Sergah Tutut dengan suaranya yang melengking. "Tapi nduk, biar bagaimanapun bapakmu ini adalah lelaki punya kebutuhan yang mana daripada itu harus dipenuhi, karena semangkin lama ditahan, maka aken berakibat buruk kepada yang mana daripada kesehatan bapak sendiri, baik secara pisik maupun psikis." jawab Pak Harto dengan gayanya yang khas seperti ketika beliau menjawab pertanyaan kelompentapir - (kelompok penanya tanpa berpikir)-nya TVRI.
Lalu Tutut manggut-manggut berusaha memahami alasan bapaknya. Setelah 30 menit tanpa kata-kata Tutut pun berkata memecah keheningan, "Yen tak pikir-pikir, alasan kanjeng bapak masuk akal secara logis maupun biologis,"jawab Tutut sok ilmiah. "Tapi, pak aku tidak setuju kalau bapak kawin lagi dengan yang umur 18 atau 20 tahun, aku setuju kalau bapak menikah dengan yang umur 60 tahunan-lah, hitung-hitung sebagai
pengganti ibu."
"Wah ya, ndak bisa begitu nduk, wong aku ini sudah bosen karo Ibumu koq, lah sekarang suruh cari yang segitu lagi, yah sama juga bohong tho nduk," jawab Pak Harto setengah bernafsu. "Yah sudah kalau begitu, bagaimana kalau dengan yang 50 tahunan lah? Kan sekarang juga banyak yang 50 tahunan masih yahud loh," tanya Tutut setengah menawar.
Kini giliran Pak Harto yang manggut-manggut, "Baiklah kayak aku setuju dengan kamu. Aku kawin dengan yang 50 tahunan. Jadi boleh ya kawin lagi?", tanya Pak Harto kepada Tutut. "Yah, kalau begitu saya setuju saja dengan kanjeng bapak." jawab Tutut dengan rasa lega karena bapaknya mau dibujuk olehnya.
"Tapi nduk," kata Pak Harto lagi, "tapi apa pak?" tanya Tutut lagi. "Tapi 25-an dua ya?".
"Hah........ .....?!"
PAK HARTO MAU KAWIN LAGI.
Beberapa tahun yang lalu beredar rumor bahwa mantan orang no.1 Indonesia, Pak Harto, akan menikah kembali setelah mangkatnya the first lady Bu Tien.
Adapun berikut adalah kisahnya. Ketika Bu Tien meninggal, sebenarnya ada yang kejadian yang janggal. Ketika itu seluruh TV menyiarkan keluarga besar Pak Harto melewati kolong peti jenazah Bu Tien, tetapi Pak Harto sendiri tidak pernah diperlihatkan melewatinya. Tahukah Anda bahwa Pak Harto tidak pernah melewati kolong peti Bu Tien, sebab Pak Harto memerintahkan para abdinya untuk menaruh peti itu di bawah,
kemudian dengan leluasa ia pun melangkahinya. Tentu saja semua itu tidak diperlihatkan di layar TV karena nanti apa kata dunia?
Singkat cerita setelah kejadian itu ributlah keluarga Pak Harto, semua kasak-kusuk kenapa Pak Harto begitu lancang berbuat demikian. Maka setelah 40 hari Bu Tin, kemudian Tutut, putri pertama mereka, memberanikan diri menanyakan tentang peristiwa itu, "Kanjeng Bapak koq tega, bisa berbuat demikian terhadap swargi (almarhumah) kanjeng Ibu?", demikian tanya Tutut dengan rasa masygul yang ditahan. Kemudian dengan tenang Pak Harto pun menjawab, "Nduk..., saya ini hanya memenuhi pesan daripada ibumu. Jadi... kiranya kamu tidak usah bingung dengan tindakan saya yang demikian." tukas Pak Harto.
"Memangnya kalau saya boleh tahu, swargi kanjeng ibu berpesan apa kepada kanjeng bapak?" tanya Tutut setengah terperanjat. "Aku pernah bertanya kepada ibumu apa saya boleh kawin lagi, lalu ia menjawab, boleh saja tapi langkahi dulu mayatku. Lewat jawaban itulah maka aku pun melakuken daripada apa yang dikatakannya. "
Lalu Tutut pun kemudian bertanya lagi dengan terheran-heran, "memangnya benar kanjeng bapak akan menikah lagi?" Pak Harto dengan suara yang kebapakan menjawab, " Itu benar Nduk..., rencananya saya akan mencari gadis 18 atau 20-an nyang masih perawan agar lebih lengkap arti hidup ini."
"Ah, saya tidak setuju kanjeng bapak kawin lagi, apalagi dengan yang seumur dengan cucu sendiri, ah ora ilok, pokoknya saya tidak setuju." Sergah Tutut dengan suaranya yang melengking. "Tapi nduk, biar bagaimanapun bapakmu ini adalah lelaki punya kebutuhan yang mana daripada itu harus dipenuhi, karena semangkin lama ditahan, maka aken berakibat buruk kepada yang mana daripada kesehatan bapak sendiri, baik secara pisik maupun psikis." jawab Pak Harto dengan gayanya yang khas seperti ketika beliau menjawab pertanyaan kelompentapir - (kelompok penanya tanpa berpikir)-nya TVRI.
Lalu Tutut manggut-manggut berusaha memahami alasan bapaknya. Setelah 30 menit tanpa kata-kata Tutut pun berkata memecah keheningan, "Yen tak pikir-pikir, alasan kanjeng bapak masuk akal secara logis maupun biologis,"jawab Tutut sok ilmiah. "Tapi, pak aku tidak setuju kalau bapak kawin lagi dengan yang umur 18 atau 20 tahun, aku setuju kalau bapak menikah dengan yang umur 60 tahunan-lah, hitung-hitung sebagai
pengganti ibu."
"Wah ya, ndak bisa begitu nduk, wong aku ini sudah bosen karo Ibumu koq, lah sekarang suruh cari yang segitu lagi, yah sama juga bohong tho nduk," jawab Pak Harto setengah bernafsu. "Yah sudah kalau begitu, bagaimana kalau dengan yang 50 tahunan lah? Kan sekarang juga banyak yang 50 tahunan masih yahud loh," tanya Tutut setengah menawar.
Kini giliran Pak Harto yang manggut-manggut, "Baiklah kayak aku setuju dengan kamu. Aku kawin dengan yang 50 tahunan. Jadi boleh ya kawin lagi?", tanya Pak Harto kepada Tutut. "Yah, kalau begitu saya setuju saja dengan kanjeng bapak." jawab Tutut dengan rasa lega karena bapaknya mau dibujuk olehnya.
"Tapi nduk," kata Pak Harto lagi, "tapi apa pak?" tanya Tutut lagi. "Tapi 25-an dua ya?".
"Hah........ .....?!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar